Jumat, 13 Desember 2013

Hakikat Natal dan Dampak Buruknya bagi Muslim yang Mengucapkannya



Oleh Ibnu Mukhtar

Segala puji hanyalah milik Alloh. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Dia semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh kerajaan dan pujian. Dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Sholawat dan salam untuk Rosululloh, istri-istri dan keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang setia kepada Islam dan sunnahnya sampai akhir zaman. Amma ba’du !

Hakikat Natal

Saudaraku seislam yang saya muliakan, sebelum kita membahas dampak buruk mengucapkan selamat Natal bagi seorang muslim maka sudah semestinya kita memahami hakikat Natal dalam keyakinan orang-orang Nasrani/kristen itu.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua Cetakan keempat tahun 1995 halaman 684 disebutkan tentang arti Natal sebagai berikut : 1. Mengenai kelahiran seseorang ; 2. Mengenai kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus). Adapun Hari Natal didefinisikan : Hari raya untuk memperingati kelahiran Isa Almasih (tanggal 25 Desember tiap tahun). 

Adapun orang-orang Nasrani/Kristen meyakini bahwa Yesus itu : Dia adalah Anak Allah yang suci, sepenuhnya menjadi Anak Manusia, supaya kita anak manusia dapat menjadi anak Allah.


Malah mereka pun meyakini Yesus itu sebagai Tuhan

>>Dalam Injil Lukas 2:11 para malaikat memberitakan: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."<<

Dari penjelasan ringkas di atas nyatalah bahwa Natal dalam keyakinan Nasrani/kristen itu adalah hari lahirnya anak Tuhan bahkan Tuhan mereka sendiri.

Ibnu Mukhtar (penulis) berkata : ini adalah kedustaan yang sangat besar, Maha Suci Alloh dari apa yang mereka sifatkan dan persekutukan. Ya Alloh persaksikanlah bahwa aku berlepas diri dari mereka dan apa yang mereka sembah selain Engkau. Sungguh orang-orang kafir itu tidak akan pernah beruntung

Dampak buruk bagi muslim yang mengucapkan selamat hari Natal.

Saudaraku seislam yang saya muliakan, mungkin ada yang akan mengatakan, ‘masa mengucapkan selamat natal saja tidak boleh, bukankan kita sama-sama hamba Alloh dan merupakan anak cucu adam yang pada hakikatnya bersaudara?”

Atau mungkin juga ada yang mengatakan, ‘orang yang melarang mengucapkan selamat natal itu adalah golongan Islam yang radikal, fundamentalis dan ekstremis yang sering membuat umat tidak damai.’ Dan berbagai ungkapan keji lainnya.

Tidakkah mereka yang berkata seperti di atas takut dengan apa yang disabdakan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berikut :

Dari Abu Huroiroh ~rodhiyallohu ‘anhu~, sesungguhnya ia mendengar Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِى بِهَا فِى النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan suatu ucapan tanpa memikirkannya terlebih dahulu maka karena ucapannya itu ia terpeleset masuk ke neraka yang lebih jauh daripada apa   yang membentang antara timur dan barat.”   [HSR. Muslim no. 7673]

Saudaraku seislam yang saya muliakan, ketahuilah mengucapkan selamat hari natal kepada orang-orang Nasrani/kristen atau ucapan selamat lainnya atas hari raya orang-orang kafir  merupakan perkara ringan di lisan tapi mendatangkan banyak bahaya di sisi Alloh Robbul ‘Aalamien.  Di antaranya sebagai berikut :

Pertama, menjauhkan diri dari keridhoan Alloh Subhaanahu wa Ta’aala.

Saudaraku, bagaimana mungkin seorang muslim yang beriman hanya Alloh Subhaanahu wa Ta’aala sajalah yang berhak untuk diibadahi dengan sebenarnya dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan  beriman bahwa Muhammad itu adalah Nabi dan Rosul-Nya dan Isa bin Maryam adalah Nabi dan Rosul-Nya bukan anak Alloh atau ilah selain-Nya mau berlapang dada dan ridho dengan orang-orang yang telah dikafirkan Alloh dan Rosul-Nya dengan firman-Nya :

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Alloh ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih sendiri  berkata: "Hai Bani Isroil, sembahlah Alloh Robb-ku dan Robb-mu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan  Alloh, maka pasti Alloh mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun”  [QS. Al Maidah ayat 72]

Bagaimana bisa seorang muslim yang beriman hanya Alloh Subhaanahu wa Ta’aala sajalah yang berhak untuk  diibadahi dengan sebenarnya dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan  beriman bahwa Muhammad itu adalah Nabi dan Rosul-Nya dan Isa bin Maryam adalah Nabi dan Rosul-Nya bukan anak Alloh atau ilah selain-Nya mau bersimpati dengan hari raya  dan syi’ar-syi’ar mereka? 

Bukankah Alloh Subhaanahu wa Ta’aala telah mengingatkan hamba-hamba-Nya dengan firman-Nya :

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Alloh tidak memerlukan imanmu  dan Dia tidak meridhoi kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhoi bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Robb-mulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dadamu. [QS. Az Zumar ; 39 : 7]

Kedua, mengundang kemurkaan Alloh dan penghapusan amal.

Saudaraku seislam yang saya muliakan, perhatikanlah hakikat Natal dalam keyakinan orang-orang Nasrani/Kristen itu. Bukankah apa yang mereka yakini itu mengundang kemurkaan Alloh? Bukankah apa yang mereka ucapkan itu mengundang kemarahan Alloh?

Maka seorang muslim yang mengucapkan ucapan Natal kepada orang-orang Nasrani/Kristen itu termasuk orang yang difirmankan Alloh berikut :

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Alloh dan karena mereka membenci keridhoan-Nya, sebab itu Alloh menghapus  amal-amal mereka.” [QS. Muhammad ; 47 : 28].

Ketiga, menentang Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ dan tidak mengikuti cara ber-Islamnya para sahabat beliau.

Saudaraku seislam yang saya hormat, tidak pernah kita dapatkan dari Sunnah Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ dan amalan para sahabat beliau yang mencontohkan untuk mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir yang sedang merayakan hari rayanya atau mengagungkan syi’ar-syi’arnya seperti mengucapakan selamat natal atau lainnya. Jika itu adalah perkara yang boleh, baik dan bermanfaat niscaya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya akan memberikan contoh bagi kita semua. Anggapan sebagian orang bahwa mengucapkan selamat natal kepada orang-orang nasrani sebagai ciri Islam rohmatan lil ‘aalamien adalah kesalahan  dan kebohongan atas nama Alloh Subhaanahu wa Ta’aala yang nyata. Bahkan pada hakikatnya mereka adalah para penentang Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ dimana Alloh Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman untuk orang-orang seperti itu :

Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu  dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [ QS. An Nisaa’ ; 4 : 115]

Saudaraku seislam yang saya cintai, sebenarnya masih banyak lagi perkara yang berbahaya jika kita ikut andil dalam hari raya orang-orang kafir itu meskipun hanya sekedar memberikan ucapan Selamat Natal atau yang semisal itu. Oleh karena itu janganlah kita mengganggap remeh atau sepele persoalan ini. Takutlah kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’aala dan pegang teguhlah agama-Nya. Ingatlah keselamatan itu bukanlah dengan cara mencari ridhonya orang-orang kafir itu. Melainkan dengan menjadikan ridho Alloh sebagai puncak tujuan hidup, menjadi muslim dan beramal sebagaimana diajarkan Islam kepada kita.

Katakanlah kepada orang-orang kafir itu: 

"Apakah kamu  mau masuk Islam".  Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan Dan Alloh Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. QS. Ali ‘Imron ; 3 : 20 

Demikian dapat disampaikan.

Wa shollallohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad

------

Ditulis di Jum’at pagi 10 Shofar 1435 H / 13 Desember 2013 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar