Oleh
Ibnu Mukhtar
Segala
puji bagi Alloh pujian yang banyak, baik dan mengandung keberkahan di dalamnya.
Sholawat dan salam untuk Rosululloh, istri-istri dan keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh umatnya yang setia kepada Islam dan sunnahnya sampai
akhir zaman.
Saudaraku,
sekecil apa pun hutang kita, ia wajib untuk dilunasi. Ia tidak boleh diremehkan
pelunasannya apalagi kita malah sengaja untuk tidak mau membayarnya. Sungguh
dalam berhutang itu terdapat banyak bahaya sebagaimana sabda Nabi kita berikut
:
عَنْ عُقْبَةَ بْنَ
عَامِرٍ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
لَا تُخِيفُوا أَنْفُسَكُمْ بَعْدَ أَمْنِهَا قَالُوا وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الدَّيْنُ
Dari
Uqbah bin Amir ~rodhiyallohu ‘anhu~ berkata, "Rosululloh ~shollallohu
‘alaihi wa sallam~ bersabda: "Janganlah kalian membahayakan diri kalian
sendiri setelah adanya rasa aman." Para sahabat bertanya, "Apakah itu wahai
Rosululloh?" beliau menjawab: "Yaitu dengan hutang." HR. Ahmad
~rohimahulloh~ dalam musnadnya no. 16682 dihasankan syaikh al-Albani
~rohimahulloh~ dalam ash-Shohihah no. 2420
Bahaya Hutang
Pertama, mendatangkan kemunafikan.
عَنْ عُرْوَةَ،
أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَخْبَرَتْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلاَةِ وَيَقُولُ:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ، فَقَالَ لَهُ
قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ المَغْرَمِ؟
قَالَ: إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
Dari
‘Aisyah ~rodhiyallohu ‘anha~ bahwasanya Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa
sallam~ berdoa di dalam sholatnya :
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ
Allohumma
innii a’uudzu bika minal ma’tsam wal maghrom
Ya
Alloh sesungguhnya aku belindung kepada-Mu dari dosa dan lilitan hutang.
Maka
beliau ditanya, ‘Alangkah seringnya engkau memohon perlindungan dari lilitan
hutang.’
Beliau
bersabda : ‘Sesungguhnya orang itu jika terlilit hutang lalu berbicara
maka ia berdusta dan apabila berjanji maka ia tak menepati janjinya.’ [HSR. Al
Bukhori ~rohimahulloh~ dalam Shohihnya no. 2397]
Kedua, termasuk kezholiman, apabila seorang mampu
membayar hutang namun ia menundanya.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى
مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ
Dari
Abu Huroiroh ~rodhiyallohu ‘anhu~ bahwasanya Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa
sallam~ bersabda : ‘Menunda-nunda pembayaran hutang bagi orang yang mampu
adalah sebuah kezholiman. Apabila seorang di antara kamu dialihkan pembayaran
utangnya kepada orang yang mampu membayarnya maka terimalah.’ [HSR. Al Bukhori
~rohimahulloh~ dalam shohihnya no. 2287]
Ketiga, tercatat di sisi Alloh sebagai Pencuri.
Dari
Shuhaib bin al-Khoir ~rodhiyallohu ‘anhu~, dari Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~
bahwasanya beliau bersabda :
أَيُّمَا رَجُلٍ
تَدَيَّنَ دَيْنًا ، وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ ، لَقِيَ
اللَّهَ سَارِقًا.
Siapa
saja orang berhutang sedangkan ia berniat tidak melunasi hutangnya maka ia
bertemu Alloh sebagai seorang pencuri.’ [HR. Ibnu Majah ~rohimahulloh~ dalam
sunannya no. 2410 dinilai Hasan lighoirihi oleh Syaikh Al Albani ~rohimahulloh~
dalam Shohihut Targhiib no. 1802
Keempat, penghalang masuk surga
Dari
Muhammad bin Jahsy ~rodhiyallohu ‘anhu~, dia berkata; "Kami pernah
duduk-duduk bersama Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ kemudian beliau
mendongakkan kepala beliau ke langit kemudian beliau meletakkan telapak tangan
beliau pada kening beliau kemudian bersabda: "Subhanalloh, betapa dasyat (
berat ) ancaman yang telah diturunkan?"
Kami diam dan terkejut. Kemudian setelah besok harinya saya bertanya
kepada beliau; "Wahai Rosululloh!, Ancaman berat apa yang telah
diturunkan? Beliau bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلًا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ
قُتِلَ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ
"Demi
Alloh yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya seseorang terbunuh di jalan
Alloh, kemudian dihidupkan, kemudian terbunuh, kemudian dihidupkan, kemudian
terbunuh dan ia memiliki tanggungan hutang maka ia tidak akan masuk surga
hingga terbayarkan hutangnya. [HR. An Nasaa-ie ~rohimahulloh~ no. 4605
dihasankan oleh Syaikh al-Albani ~rohimahulloh~ dalam Shohihul Jaami’ no. 3600]
Meskipun
demikian berhutang tidaklah dilarang jika yang bersangkutan memiliki
kesanggupan untuk melunasi hutangnya. Oleh karena itu berusahalah jangan sampai
kita berhutang, Dan kalau pun terpaksa harus berhutang, janganlah sampai kita termasuk orang yang
meremehkan pelunasan hutang kepada pemiliknya apalagi malah menjadi orang yang
tidak mau membayar hutang.
Agar Alloh Melunasi Hutang-hutang kita
Saudaraku,
berikut berbagai perkara yang semestinya dilakukan orang yang mempunyai hutang
agar Alloh melunasi hutangnya.
Pertama, menanamkan niyat yang kuat untuk melunasi hutang
disertai kesungguhan dalam mengupayakan pelunasannya.
Dari
Maimunah ~rodhiyallohu ‘anha~, aku mendengar Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa
sallam~ bersabda :
مَا مِنْ أحدٍ
يَدَّانُ دَيْنًا ـ يَعْلَمُ اللَّهُ أَنَّهُ يُرِيدُ قضاءَهُ ـ إِلَّا أدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِي الدنيا
“Tidaklah
seseorang berhutang yang Alloh mengetahui bahwasanya ia berniyat untuk
melunasinya melainkan Alloh akan melunasinya di dunia.”
[HR.
Ibnu Majah, An Nasaa-ie dan lainnya. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani ~rohimahulloh~
dalam Shohiihul Jaami’ no. 5677]
Kedua, berdo’a dengan penuh harap dan kesungguhan.
عَنْ عَائِشَةَ رضي
الله عنها قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِذَا تَمَنَّى
أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَكْثِرْ، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Dari
‘Aisyah ~rodhiyallohu ‘anha~, ia berkata : Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa
sallam~ bersabda : Apabila salah seorang di antara kamu menginginkan sesuatu
maka perbanyaklah berdoa kepada-Nya.
Karena sesungguhnya ia memohon kepada Robb-nya (yang pasti mengabulkan doa hamba-hambaNya).
[Hadits
Shohih, dishohihkan oleh Syaikh Al Albani ~rohimahulloh~ dalam Ash-Shohiehah
no. 1266
Dari
Ali bin Abi Tholib ~rodhiyallohu ‘anhu~ :
أَنَّ مُكَاتَبًا
جَاءَهُ فَقَالَ : إِنِّي قَدْ عَجَزْتُ عَنْ مُكَاتَبَتِي فَأَعِنِّي ، قَالَ :
أَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيهِنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلِ صَبِيْرٍ دَيْنًا أَدَّاهُ
اللَّهُ عَنْكَ ، قَالَ : قُلْ : اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ
، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Ada seorang budak mukatab
datang kepadanya seraya berkata, ‘Sungguh saya sudah tidak mampu untuk meneruskan kesepakatan saya ini (yakni
membayar tebusan untuk pembebasan dirinya dari perbudakan) maka bantulah saya.’
Maka beliau berkata, ‘Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang pernah
diajarkan Rosululloh ّ~shollallohu ‘alaihi wa
sallam~ kepadaku, sekalipun kamu memiliki hutang sebesar gunung Shobir, niscaya
Alloh akan melunasi hutangmu. Ucapkanlah kalimat berikut :
اللَّهُمَّ
اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Alloohummak-finii
bihalaalika ‘an haroomik(a), wa aghninii bifadhlika ‘amman siwaak(a)
Ya
Alloh cukupilah aku dengan apa yang
Engkau halalkan hingga aku tak membutuhkan apa yang Engkau haromkan. Dan
cukupilah aku dengan karunia-Mu hingga aku
tidak membutuhkan selain-Mu.’”
[HR.
Tirmidzi ~rohimahulloh~ dalam sunannya no. 3563, dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani ~rohimahulloh~
dalam Shohiihut Targhiib wat Tarhiib no. 1802]
Ketiga, memperbaiki kualitas ketakwaan.
Saudaraku
mari perbaiki kualitas ketakwaan kita kepada Alloh ‘Azza wa Jalla. Semakin
bagus kondisi takwa kita kepada Alloh, maka apa-apa yang Alloh janjikan bagi
hamba-hambaNya yang bertakwa itu akan
kita dapatkan.
“..Barangsiapa
bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar...”
“Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya...”
“...Dan
barangsiapa yang bertakwa kepada Alloh, niscaya Alloh menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.”
[QS.
Ath-Tholaq (65) ayat 2 – 4]
Saudararaku
seislam yang saya muliakan, inilah di antara upaya agar Alloh melunasi hutang
yang menjerat kita. Bisa jadi hutang kita lunas karena Alloh memberikan rizki
dari arah yang tidak kita sangka-sangka sehingga ia mencukupi untuk membayar
hutang kita, dan bisa jadi karena Alloh memberi tawfiq/petunjuk kepada orang
yang memberikan hutang kepada kita untuk membebaskan hutang tersebut dari kita. Sungguh Alloh Maha
Berkuasa atas segala sesuatu. Dan Dia Maha Dekat lagi Mengabulkan do’a
hamba-hambaNya. Semoga catatan ringan
ini bermanfaat untuk kita semua, aamiin.
Wa
shollallohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar