Minggu, 22 Desember 2013

Amalan Saat Kuping Berdengung, Sahkah Haditsnya?



Oleh Ibnu Mukhtar

Segala puji hanyalah milik Alloh. Sholawat dan salam untuk Rosululloh. Amma ba’du!

Saudaraku seislam yang saya muliakan, banyak saudara-saudara kita seislam yang meyakini bahwa kalau kuping berdengung menunjukkan bahwa ada orang yang sedang menyebut-nyebutnya. Bahkan ada juga sebagian yang meyakini bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam sedang menyebut orang itu dalam kumpulan malaikat tertinggi.

Mereka yang punya keyakinan demikian biasanya membawakan dalil yang mereka sandarkan sebagai hadits Nabi shollalohu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut :


Dari Abu Rofi –mantan budak Rosululloh shollalohu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي ، وَلْيُصَلِّ عَلَيَّ ، وَلْيَقُلْ : ذَكَرَ اللَّهُ بِخَيْرٍ مَنْ ذَكَرَنِي.

Apabila telinga salah seorang dari kalian berdengung, maka ingatlah aku dan bersholawatlah kepadaku dan katakanlah, ‘Semoga Alloh menyebut dengan kebaikan orang yang mengingatku.’

Hadits ini ditakhrij oleh Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 167, al-Bazzar no. 2134, Ath Thobroni dalam al-Kabir dan lainnya dari berbagai jalur, dari MUHAMMAD BIN UBAIDILLAH bin ABI ROFI dari (saudaranya ABDULLOH) dari bapaknya UBAIDILLAH dari ABU ROFI dengan redaksi hadits di atas.

KETERANGAN  :

HADITS INI LEMAH SEKALI BAHKAN PALSU

‘Uqoili  rohimahulloh mengatakan, ‘أنه ليس له أصل yang artinya :bahwasanya hadits itu tidak ada asalnya. Lihat Al-Maqooshid al-Hasanah karya As-Sakhowi  hal. 89 hadits no. 70, Tadzkirotul Maudhuu’aat hal. 166

Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly – حفظه الله- dalam Shohiehul Adzkaar wa Dho’iifuhu mengatakan bahwa sanad hadits ini Dhoif Jiddan (lemah sekali) di dalamnya terdapat Muhammad bin Ubaidillah.

Syaikh Al-Albani –rohimahulloh- menilai hadits ini DHO’IF JIDDAN (LEMAH SEKALI) bahkan sebagai HADITS MAUDHU’/PALSU dalam Adh-Dhoifah no. 2631, Dho’iful Jaami’ no. 586

PENUTUP

Setelah kita mengetahui bahwa hadits di atas termasuk DHO’IF JIDDAN (LEMAH SEKALI) bahkan sebagai HADITS MAUDHU’/PALSU maka tidak ada amalan tertentu yang sebaiknya dilakukan seorang muslim yang mendapati kupingnya berdengung. Meyakini, mengamalkan dan menyebarkan amalan-amalan tertentu ketika kuping berdengung apakah membaca syahadat, sholawat dan lainnya termasuk mengamalkan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari Al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan menyandarkan amalan tersebut kepada agama Islam atau sunnah Nabi adalah  sebuah kedustaan atas nama Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Dari Ali bin Abi Tholib ~rodhiyallohu ‘anhu~, Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ bersabda :

لاَ تَكْذِبُوا عَلَىَّ ، فَإِنَّهُ مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ

“Janganlah kamu berdusta atas namaku. Karena siapa yang berdusta atas namaku maka ia masuk Neraka.”

[HSR. Al Bukhori ~rohimahulloh~ no. 106 dan Muslim ~rohimahulloh~ no. 2]

Wa shollalohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad

-----

Saat gerimis di Cibaruis, 19 Shofar 1435 H / 22 Desember 2013 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar