Oleh
Ibnu Mukhtar
Segala
puji hanyalah milik Alloh. Sholawat dan salam untuk Rosululloh. Amma ba’du!
Saudaraku
seislam yang saya muliakan, banyak saudara-saudara kita seislam yang meyakini
bahwa kalau kuping berdengung menunjukkan bahwa ada orang yang sedang
menyebut-nyebutnya. Bahkan ada juga sebagian yang meyakini bahwa Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam sedang menyebut orang itu dalam kumpulan malaikat
tertinggi.
Mereka
yang punya keyakinan demikian biasanya membawakan dalil yang mereka sandarkan
sebagai hadits Nabi shollalohu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut :
Dari
Abu Rofi –mantan budak Rosululloh shollalohu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata :
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي
، وَلْيُصَلِّ عَلَيَّ ، وَلْيَقُلْ : ذَكَرَ اللَّهُ بِخَيْرٍ مَنْ ذَكَرَنِي.
Apabila
telinga salah seorang dari kalian berdengung, maka ingatlah aku dan
bersholawatlah kepadaku dan katakanlah, ‘Semoga Alloh menyebut dengan kebaikan
orang yang mengingatku.’
Hadits
ini ditakhrij oleh Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 167,
al-Bazzar no. 2134, Ath Thobroni dalam al-Kabir dan lainnya dari berbagai
jalur, dari MUHAMMAD BIN UBAIDILLAH bin ABI ROFI dari (saudaranya
ABDULLOH) dari bapaknya UBAIDILLAH dari ABU ROFI dengan redaksi hadits di atas.
KETERANGAN
:
HADITS INI LEMAH SEKALI BAHKAN
PALSU
‘Uqoili rohimahulloh mengatakan, ‘أنه ليس
له أصل yang artinya
:bahwasanya hadits itu tidak ada asalnya. Lihat Al-Maqooshid al-Hasanah karya
As-Sakhowi hal. 89 hadits no. 70,
Tadzkirotul Maudhuu’aat hal. 166
Syaikh
Salim bin Ied al-Hilaly – حفظه الله- dalam Shohiehul Adzkaar wa Dho’iifuhu mengatakan
bahwa sanad hadits ini Dhoif Jiddan (lemah sekali) di dalamnya terdapat
Muhammad bin Ubaidillah.
Syaikh
Al-Albani –rohimahulloh- menilai hadits ini DHO’IF JIDDAN (LEMAH SEKALI) bahkan
sebagai HADITS MAUDHU’/PALSU dalam Adh-Dhoifah no. 2631, Dho’iful Jaami’ no.
586
PENUTUP
Setelah
kita mengetahui bahwa hadits di atas termasuk DHO’IF JIDDAN (LEMAH SEKALI)
bahkan sebagai HADITS MAUDHU’/PALSU maka tidak ada amalan tertentu yang sebaiknya dilakukan seorang
muslim yang mendapati kupingnya berdengung. Meyakini, mengamalkan dan menyebarkan amalan-amalan tertentu ketika
kuping berdengung apakah membaca syahadat, sholawat dan lainnya termasuk mengamalkan
suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari Al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan menyandarkan
amalan tersebut kepada agama Islam atau sunnah Nabi adalah sebuah kedustaan atas nama Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Dari
Ali bin Abi Tholib ~rodhiyallohu ‘anhu~, Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~
bersabda :
لاَ تَكْذِبُوا عَلَىَّ ، فَإِنَّهُ
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ
“Janganlah
kamu berdusta atas namaku. Karena siapa yang berdusta atas namaku maka ia masuk
Neraka.”
[HSR. Al Bukhori ~rohimahulloh~ no. 106 dan
Muslim ~rohimahulloh~ no. 2]
Wa
shollalohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad
-----
Saat
gerimis di Cibaruis, 19 Shofar 1435 H / 22 Desember 2013 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar