Kamis, 09 Januari 2014

Keagungan Rahmat Alloh 'Azza wa Jalla



Oleh Ibnu Mukhtar

Segala puji hanya bagi Alloh. Sholawat dan salam untuk Rosululloh, istri-sitri dan keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang selalu setia kepada Islam dan sunnahnya sampai akhir zaman. Amma ba’du!

Saudaraku seislam yang saya muliakan, sungguh rahmat Alloh itu sangatlah luas. Ia merahmati siapa yang dikehendaki-Nya dan mengadzab/menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya pula. Siapa yang mendapatkan rahmat-Nya, niscaya kehidupannya akan dihiasi dengan kebaikan.

Saudaraku seislam yang saya cintai, jika kita memperhatikan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi kita, maka kita akan mendapati bahwa rahmat Alloh itu sangatlah berpengaruh dalam kehidupan yang dijalani seorang hamba.  Di antaranya sebagai berikut :

Pertama, rahmat Alloh menjadikan hawa nafsu menjadi baik.

Alloh Subhaanahu wa Ta’alaa berfirman tentang Nabi-Nya Yusuf  ‘alaihis salaam :

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan aku tidak membebaskan diriku  dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Robb-ku. Sesungguhnya Robb-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” [QS. Yusuf ; 12 : 53]

Saudaraku, ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa tabi’atnya hawa nafsu itu cenderung kepada kejahatan dan kejelekan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Alloh. Maka jika dalam diri kita selalu ada dorongan untuk menjadi hamba Alloh yang sholih dan menebarkan manfaat bagi lainnya maka itu menunjukkan tanda-tanda hawa nafsu yang dirahmati. Jika selain itu, maka waspadalah. 

Dari Anas bin Malik ~rodhiyallohu ‘anhu~ dari Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~bersabda :

...وَ أَمَّا الْمُهْلِكاَتُ : فَشُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوَى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“…Adapun perkara yang membinasakan seseorang adalah ; sifat kikir yang diperturutkan, hawa nafsu yang diikuti dan perasaan bangga terhadap dirinya sendiri.” [HR. al-Bazzar derajatnya Hasan lighoirihi. Lihat Shohiehut Targhieb wat Tarhieb karya Syaikh Al Albani rohimahulloh no. 453 dengan diringkas]

Kedua, karena rahmat Alloh ‘Azza wa Jalla seorang dapat bersikap lemah lembut dengan selainnya.

Alloh Ta’aala berfirman :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” [QS. Ali ‘Imron ; 3 : 159]

Ketiga, karena rahmat Alloh Ta’aala, makhluk saling berkasih sayang hingga seekor kuda mengankat kakinya karena takut anaknya terinjak.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ –رضي الله عنه- قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ  جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ جُزْءًا ، وَأَنْزَلَ فِى الأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا ، فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الْخَلْقُ، حَتَّى تَرْفَعَ الْفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ

Dari Abu Huroiroh ~rodhiyalloh ‘anhu~, ia berkata : Aku mendengar Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : “Alloh menjadikan rahmat itu seratus bagian. Sembilah  puluh sembilah bagian disimpan di sisi-Nya dan menurunkan satu bagian ke dunia. Dengan bagian yang satu itu para makhluk saling berkasih sayang hingga seekor kuda mengangkat kakinya karena takut menginjak anaknya.” [HSR. Bukhori ~rohimahulloh~ no. 6000 dan Muslim ~rohimahulloh~ no. 7148]

Keempat, orang yang dirahmati Alloh akan dijauhkan dari perselisihan.

Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (119)

Jikalau Robb-mu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Robb-mu. Dan untuk itulah Alloh menciptakan mereka. Kalimat Robb-mu  telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia ( yang durhaka ) semuanya. [QS. Huud ; 11 : 118-119]

Maka orang-orang yang dirahmati Alloh akan senantiasa diberi (petunjuk) untuk mengembalikan persoalan mereka kepada kitabulloh dan sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (59)

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Alloh dan ta'atilah Rosul , dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh ( Al Qur’an ) dan Rosul ( Sunnah ), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama  dan lebih baik akibatnya. [QS. An Nisaa’ ; 4 : 59]

وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“…Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh amat keras hukumannya. [QS. Al Hasyr ; 59 : 7]

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak  bagi perempuan yang mu'min, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan  tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. [QS. Al Ahzab ; 33 : 36]

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Maka demi Robb-mu, mereka  tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.[QS. An Nisaa’; 4 : 65]

Kelima, orang yang dirahmati Alloh akan disucikan-Nya dan dilindungi dari mengikuti Syaithon dan tipu dayanya.

Alloh Ta’aala berfirman :

وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rosul dan Ulil Amri  di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya  akan mengetahuinya dari mereka. Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Alloh kepada kamu, tentulah kamu akan mengikuti syaithon, kecuali sebahagian kecil saja di antara kamu .  [QS. An Nisaa’ ; 4 : 83]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithon. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaithon, maka sesungguhnya syaithon itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Alloh dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih  selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. An Nuur ; 24 : 21]

Keenam, orang yang dirahmati Alloh akan dimasukkan ke Surga dan dijauhkan dari Neraka.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ  مَا مِنْ أَحَدٍ يُدْخِلُهُ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ. فَقِيلَ وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ  وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى رَبِّى بِرَحْمَةٍ

Dari Abu Huroiroh ~rodhiyallohu ‘anhu~ bahwasanya Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : “Tidak ada seorang pun yang masuk Surga karena amalnya”. Para sahabat bertanya :  “Tidak juga dengan dirimu, wahai Rosululloh?” Beliau menjawab : “Demikian pula halnya dengan diriku kecuali Robb-ku melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” [HSR. Muslim ~rohimahulloh~ no. 7291]

عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ  لاَ يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَلاَ يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ وَلاَ أَنَا إِلاَّ بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ.

Dari Jabir ~rodhiyallohu ‘anhu~, ia berkata : Aku mendengar Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : “Bukanlah amal seseorang yang memasukkannya ke Surga dan melindunginya dari Neraka, termasuk diriku tetapi yang menentukan itu semua adalah rahmat ( kasih sayang ) Alloh.” [HSR. Muslim ~rohimahulloh~ no. 7299]

Saudaraku, hadits yang mulia ini bukanlah dalil untuk menggembosi hamba-hamba Alloh dalam beramal sehingga mengendorkan atau menghilangkan semangat dan kesungguhan mereka ketika melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Ia bukan pula untuk menyemangati mereka yang gemar bermaksiat dan tenggelam dalam kubangan dosa untuk selalu bersandar kepada rahmat Alloh semata sementara hidupnya selalu berpaling dari petunjuk Alloh dan Rosul-Nya.

Selain menunjukkan keagungan rahmat (kasih sayang) Alloh Subhaanahu wa Ta’aala kepada hamba-hambaNya, hadits yang mulia ini justru memotivasi mereka untuk bersungguh-sungguh meraih rahmat Alloh dengan amal-amal yang dicintai dan diridhoi-Nya seperti bertauhid, menunaikan sholat, berpuasa, berzakat dan amal-amal lainnya. Oleh karena itu setelah menyebutkan keagungan rahmat Alloh tersebut,  Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ memerintahkan untuk beramal dan memperbanyak kebaikan sebagaimana apa yang disebutkan Imam Bukhori dalam kitab Shohiehnya berikut :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه - قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ  لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ. قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لاَ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَلاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا ، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ

Dari Abu Huroiroh ~rodhiyallohu ‘anhu~ beliau berkata : “Aku mendengar Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : ‘Amal seseorang sekali-kali tidak akan memasukannya ke dalam Surga” Para sahabat bertanya : “Tidak juga dengan dirimu, wahai Rosululloh?” Beliau menjawab : “Demikian pula halnya dengan diriku kecuali Robb-ku melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepadaku. Oleh karena itu maka berlaku lurus dan dekatkanlah dirimu kepada kebenaran. Dan janganlah salah seorang di antara kamu benar-benar menginginkan kematian. Jika ia termasuk orang yang baik maka ia bisa menambah kebaikan. Dan jika ia orang yang berdosa maka ia bisa bertaubat darinya ” [HSR. Bukhori dalam shohiehnya no. 5673]

Saudaraku, demikian di antara keutamaan dan keagungan rahmat Alloh Ta’aala kepada hamba-hambaNya. Semoga Alloh merahmati kita semua. Dan ketahuilah, wahai saudara-saudaraku seislam! Rahmat Alloh itu sangatlah dekat bagi mereka yang ittiba’  kepada Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~.

Alloh berfirman:

..قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآَيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ (156) الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آَمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (157)

“..Alloh berfirman : Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.  Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". orang-orang yang mengikut Rosul, Nabi yang ummi yang namanya  mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [QS. Al A’roof ; 7 : 156-157]

Semoga bermanfaat.

Mari mencari Sunnah..
Mari beramal sesuai Sunnah..
Mari berbagi Sunnah..
Mari bersatu di atas Sunnah..
Mari Serba Sunnah, Jangan Betah Serba Salah..

Wa shollallohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad


Tidak ada komentar:

Posting Komentar