Oleh Ibnu
Mukhtar
Segala
puji hanyalah milik Alloh. Sholawat dan salam untuk Rosululloh, istri-istri dan
keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang setia dengan Islam dan
sunnahnya sampai akhir zaman. Amma ba’du!
Saudaraku
seislam yang saya muliakan, marilah kita renungi apa yang dilakukan Abdulloh
bin Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ ketika beliau menjelaskan sebuah sunnah dari Rosululloh
~shollallohu ‘alaihi wa sallam~. Semoga Alloh memberikan kefahaman dan
manfaatnya untuk kita semua.
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ رَجُلاً عَطَسَ إِلَى جَنْبِ ابْنِ عُمَرَ
فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ. قَالَ ابْنُ عُمَرَ
وَأَنَا أَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَلَيْسَ هَكَذَا
عَلَّمَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَّمَنَا أَنْ نَقُولَ الْحَمْدُ
لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ.
Dari Nafi ~rohimahulloh~ bahwasanya seorang
laki-laki bersin di sisi Abdulloh bin ‘Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ lalu dia
mengatakan : “Segala puji bagi Alloh dan Salam untuk Rosululloh ~shollallohu
‘alaihi wa sallam~. Maka ‘Abdulloh bin ‘Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ mengatakan
: “Aku mengatakan, Alhamdulillah was Salaam ‘alaa Rosulillah? Bukanlah demikian Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi
wa sallam~ mengajarkan kita. Jika salah seorang di antara kita bersin hendaklah
ia mengatakan, ‘Alhamdulillah ‘ala kulli haal yang artinya segala puji
bagi Alloh dalam setiap keadaan’.
[HR. Tirmidzi ~rohimahulloh~ dalam sunannya no.
2957 dan Alhakim ~rohimahulloh~ dalam
al-Mustadrok ‘alash shohihain no. 7801 di nilai Shohih oleh Imam adz-Dzahabie
rohimahulloh. Syaikh al-Albani
~rohimahulloh~ menilainya shohih dalam Irwa-ul Gholil jilid 3 hal. 245 lihat
pula Silsilah Ash-Shohihah jilid 1 hal
681-682.]
Saudaraku seislam yang saya cintai, tidak diragukan
lagi bahwa mengucap hamdalah (mengucap alhamdulillah) merupakan kalimat
yang baik. Begitu juga salam dan sholawat kepada Rosululloh ~shollallohu
‘alaihi wa sallam~ juga kalimat yang baik. Dua kalimat tersebut disyari’atkan
untuk diamalkan dan mendatangkan pahala jika dilakukan dengan ikhlas dan sesuai
sunnah Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~. Namun, ketika ia diamalkan dengan
cara menggabungkannya pada saat bersin dimana hal tersebut tidak pernah
diajarkan Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ maka Abdulloh bin ‘Umar ~rodhiyallohu
‘anhuma~ pun langsung mengingkarinya sebagai bentuk pembelaan dan penjagaan
atas ajaran Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa
sallam~. Selain itu, beliau pun menjelaskan bagaimana sunnah Nabi ~shollallohu
‘alaihi wa sallam~ yang sebenarnya dalam masalah itu.
Lalu bagaimana jadinya jika Abdulloh bin Umar ~rodhiyallohu
‘anhuma~ melihat keadaan kaum muslimin saat ini? Mayoritas mereka ~kecuali yang
dirohmati Alloh ‘Azza wa Jalla dan
mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya, aamien~ disibukkan dengan amalan yang
mereka sangka sebagai ajaran Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ padahal ia
bukan darinya. Maulidan, tahlilan, haulan, tawassulan kepada kuburan-kuburan
yang dianggap keramat, mengkhususkan membaca surat yasin pada malam jum’at
(yasinan), kirim-kirim Fatihah atau pahala bacaan al-Qur’an ke orang-orang yang
telah meninggal adalah di antara contoh amalan yang diada-adakan orang atas
nama agama Islam kemudian tersebar ditengah-tengah manusia. Dan ketika
amalan-amalan tersebut diingkari dan orangnya dinasihati maka mayoritas mereka ~kecuali
yang Alloh bukakan hatinya untuk menerima kebenaran~ akan menunjukkan
ketidaksukaan dan kemarahannya kepada orang yang mengingatkan atau menasihati. Wallohul
Musta’aan!
Saudaraku seislam yang saya sayangi, apapun amalan
yang diharapkan mendatangkan ganjaran atau menghapuskan kesalahan dan
menghindarkan kita dari siksa Alloh haruslah diteliti dulu apa benar ia
bersumber dari sunnah atau tidak. Jika benar-benar bersumber dari sunnah maka
terimalah dengan penuh kesyukuran dan kegembiraan. Kemudian amalkan sesuai
kesanggupan kita, dan jika memungkinkan ajarkanlah ia kepada saudara kita
seislam lainnya. Namun jika itu bukanlah dari sunnah Rosululloh ~shollallohu
‘alaihi wa sallam~ maka jauhilah ia meskipun hal tersebut dipandang baik dan indah
oleh kebanyakan manusia. Ingatlah keselamatan kita adalah dengan mengikuti
Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ dan sunnahnya.
عن نافع ،عن ابن عمر، قال : كل بدعة ضلالة، وإن رآها الناس حسنة
Dari Nafi ~rohimahulloh~ dari Abdulloh bin Umar ~rodhiyallohu
‘anhuma~ beliau berkata : Setiap bid’ah adalah sesat meskipun dipandang baik
oleh manusia.
[Lihat al Ibanah al-Kubro oleh Ibnu Bathoh no. 213, Al Wajiz fii
Aqidati as-Salaf ash-Sholih hal. 154, dishohihkan oleh Syaikh al Albani dalam
Talkhiisu Ahkaamil Janaa-iz hal. 83]
Mari mencari Sunnah..
Mari beramal sesuai
Sunnah..
Mari berbagi Sunnah..
Mari bersatu di atas
Sunnah..
Mari Serba Sunnah,
Jangan Betah Serba Salah..
Wa shollallohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad
-------
Ditulis kembali di Cibaruis pada Kamis Pagi 1
Robi’ul Awwal 1435 H / 2 Januari 2014 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar