Kamis, 02 Januari 2014

Bukanlah demikian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita..




Oleh Ibnu Mukhtar

Segala puji hanyalah milik Alloh. Sholawat dan salam untuk Rosululloh, istri-istri dan keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang setia dengan Islam dan sunnahnya sampai akhir zaman. Amma ba’du!

Saudaraku seislam yang saya muliakan, marilah kita renungi apa yang dilakukan Abdulloh bin Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ ketika beliau menjelaskan sebuah sunnah dari Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~. Semoga Alloh memberikan kefahaman dan manfaatnya untuk kita semua.


عَنْ نَافِعٍ أَنَّ رَجُلاً عَطَسَ إِلَى جَنْبِ ابْنِ عُمَرَ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ. قَالَ ابْنُ عُمَرَ وَأَنَا أَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَلَيْسَ هَكَذَا عَلَّمَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَّمَنَا أَنْ نَقُولَ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ.

Dari Nafi ~rohimahulloh~ bahwasanya seorang laki-laki bersin di sisi Abdulloh bin ‘Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ lalu dia mengatakan : “Segala puji bagi Alloh dan Salam untuk Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~. Maka ‘Abdulloh bin ‘Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ mengatakan : “Aku mengatakan, Alhamdulillah was Salaam ‘alaa Rosulillah? Bukanlah demikian Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ mengajarkan kita. Jika salah seorang di antara kita bersin hendaklah ia mengatakan, ‘Alhamdulillah ‘ala kulli haal yang artinya segala puji bagi Alloh dalam setiap keadaan’.

[HR. Tirmidzi ~rohimahulloh~ dalam sunannya no. 2957 dan  Alhakim ~rohimahulloh~ dalam al-Mustadrok ‘alash shohihain no. 7801 di nilai Shohih oleh Imam adz-Dzahabie rohimahulloh.  Syaikh al-Albani ~rohimahulloh~ menilainya shohih dalam Irwa-ul Gholil jilid 3 hal. 245 lihat pula  Silsilah Ash-Shohihah jilid 1 hal 681-682.]

Saudaraku seislam yang saya cintai, tidak diragukan lagi bahwa mengucap hamdalah (mengucap alhamdulillah) merupakan kalimat yang baik. Begitu juga salam dan sholawat kepada Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ juga kalimat yang baik. Dua kalimat tersebut disyari’atkan untuk diamalkan dan mendatangkan pahala jika dilakukan dengan ikhlas dan sesuai sunnah Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~. Namun, ketika ia diamalkan dengan cara menggabungkannya pada saat bersin dimana hal tersebut tidak pernah diajarkan Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ maka Abdulloh bin ‘Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ pun langsung mengingkarinya sebagai bentuk pembelaan dan penjagaan atas ajaran  Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~. Selain itu, beliau pun menjelaskan bagaimana sunnah Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ yang sebenarnya dalam masalah itu.

Lalu bagaimana jadinya jika Abdulloh bin Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ melihat keadaan kaum muslimin saat ini? Mayoritas mereka ~kecuali yang dirohmati  Alloh ‘Azza wa Jalla dan mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya, aamien~ disibukkan dengan amalan yang mereka sangka sebagai ajaran Nabi ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ padahal ia bukan darinya. Maulidan, tahlilan, haulan, tawassulan kepada kuburan-kuburan yang dianggap keramat, mengkhususkan membaca surat yasin pada malam jum’at (yasinan), kirim-kirim Fatihah atau pahala bacaan al-Qur’an ke orang-orang yang telah meninggal adalah di antara contoh amalan yang diada-adakan orang atas nama agama Islam kemudian tersebar ditengah-tengah manusia. Dan ketika amalan-amalan tersebut diingkari dan orangnya dinasihati maka mayoritas mereka ~kecuali yang Alloh bukakan hatinya untuk menerima kebenaran~ akan menunjukkan ketidaksukaan dan kemarahannya kepada orang yang mengingatkan atau menasihati. Wallohul Musta’aan!

Saudaraku seislam yang saya sayangi, apapun amalan yang diharapkan mendatangkan ganjaran atau menghapuskan kesalahan dan menghindarkan kita dari siksa Alloh haruslah diteliti dulu apa benar ia bersumber dari sunnah atau tidak. Jika benar-benar bersumber dari sunnah maka terimalah dengan penuh kesyukuran dan kegembiraan. Kemudian amalkan sesuai kesanggupan kita, dan jika memungkinkan ajarkanlah ia kepada saudara kita seislam lainnya. Namun jika itu bukanlah dari sunnah Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ maka jauhilah ia meskipun hal tersebut dipandang baik dan indah oleh kebanyakan manusia. Ingatlah keselamatan kita adalah dengan mengikuti Rosululloh ~shollallohu ‘alaihi wa sallam~ dan sunnahnya.

عن نافع ،عن ابن عمر، قال : كل بدعة  ضلالة، وإن رآها الناس حسنة

Dari Nafi ~rohimahulloh~ dari Abdulloh bin Umar ~rodhiyallohu ‘anhuma~ beliau berkata : Setiap bid’ah adalah sesat meskipun dipandang baik oleh manusia.

[Lihat al Ibanah al-Kubro oleh Ibnu Bathoh no. 213, Al Wajiz fii Aqidati as-Salaf ash-Sholih hal. 154, dishohihkan oleh Syaikh al Albani dalam Talkhiisu Ahkaamil Janaa-iz hal. 83]

Mari mencari Sunnah..
Mari beramal sesuai Sunnah..
Mari berbagi Sunnah..
Mari bersatu di atas Sunnah..
Mari Serba Sunnah, Jangan Betah Serba Salah..

Wa shollallohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad

-------

Ditulis kembali di Cibaruis pada Kamis Pagi 1 Robi’ul Awwal 1435 H / 2 Januari 2014 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar